Cegah Keguguran Pada Kehamilan Sejak Dini

Diterbitkan 26-12-2015

Pertanyaan

Kehamilan saya sudah pernah mengalami keguguran berturut-turut sebanyak 4 kali. Saat ini saya telah terlambat haid selama 2 minggu kemudian saya tes kencing hasilnya positif tapi garisnya samar-samar. Saya jadi takut mengalami keguguran lagi seperti kehamilan sebelumnya. Mohon saran dari dokter.

Ibu Ketut, Denpasar

Jawaban :

Saya turut prihatin dengan kondisi yang ibu alami, berupa keguguran sampai 4 kali. Kalau ditinjau dari Ilmu Kedokteran ibu sudah mengalami kondisi keguguran berulang atau sering disebut Abortus Habitualis. Keguguran ini dapat berulang pada kehamilan selanjutnya.

Keguguran berulang bisa disebabkan dari faktor kondisi wanita atau kondisi pria, karena kehamilan adalah pertemuan antara sperma dan sel telur. Kondisi pria bisa disebabkan oleh mutu sperma yang buruk yang dapat diketahui dengan analisa sperma. Apabila ditemukan kondisi sperma yang buruk memang sebaiknya konsultasi ke dokter spesialis kemandulan pria atau spesialis andrologi.

Pada wanita faktor resiko terjadinya keguguran berulang kadang kala sudah ada sebelum terjadinya kehamilan. Kondisi ini bisa disebabkan oleh masalah kondisi kesehatan yang bersifat sistemik seperti bakat diabetes, kegemukan, tekanan darah tinggi, gangguan hormon tiroid dan faktor lain.

Faktor resiko lokal terdapat pada organ reproduksi mulai dari gangguan anatomis, fungsi, dan infeksi. Gangguan anatomis misalnya pada rahim terdapat tumor jinak yang dapat mengganggu perkembangan kehamilan seperti mioma dan polip. Gangguan fungsi terutama akibat terganggunya produksi hormon dari seorang wanita yaitu Estrogen dan Progesteron. Gangguan hormon sering ditemukan pada kasus Ovarium Polikistik yang menyebabkan terjadinya kekurangan hormon progesteron dan kelebihan hormon estrogen. Hormon progesteron berfungsi menenangkan rahim sedangkan hormon estrogen menyebabkan kontraksi rahim, bisa dibayangkan kalau kondisi ini terjadi maka rahim tidak akan tenang dan akan berkontraksi. Akibat kontraksi ini akan menyebabkan keguguran.

Kondisi lain yang sering ditemukan adalah Kegagalan Fase Luteal. Fase luteal akan terbentuk di indung telur (ovarium) ketika terjadi pelepasan sel telur. Disebut fase luteal karena indung telur akan memproduksi Korpus Luteum setelah sel telur dilepaskan. Dari korpus luteum akan dilepaskan progesteron yang bertugas menjaga kondisi rahim agar proses kehamilan bisa berlanjut. Pada kegagalan fase luteal produksi hormon progesteron tidak mencukupi sehingga terjadi keguguran.

Pada kasus yang ibu alami semestinya dilakukan penelitian lebih seksama apa penyebab terjadinya keguguran berulang sampai 4 kali. Dengan penelitian ini faktor resiko yang ditemukan dapat ditekan semaksimal mungkin agar tidak keguguran. Namun saat ini kehamilan mungkin terjadi karena tes kencing memberikan gambaran positif walaupun samar-samar.

Langkah yang bisa ibu ambil adalah segera konsultasikan diri ke dokter spesialis obstetri dan ginekologi untuk memastikan kehamilan. Pemeriksaan kehamilan dengan tes kencing bukan suatu standar baku karena yang baku adalah melakukan pemeriksaan darah untuk menilai kadar hormon kehamilan. Pada beberapa kasus dimana tes kencing samar-samar setelah dilakukan pengulangan ternyata hasilnya jadi tegas dan dikonfirmasi dengan ultrasound memang benar-benar hamil. Hal ini yang perlu dijaga jangan sampai ibu lalai karena tes kehamilan samar-samar.

Pada awal kehamilan sering calon ibu meminta penguat kandungan. Yang dimaksud dengan penguat kandungan adalah obat yang merangsang pembentukan hormon progesteron yang menyokong kehamilan. Namun pada kasus ibu sebaiknya langsung diberikan hormon progesteron agar langsung bisa mengimbangi kemungkinan kegagalan fase luteal. Hormon progesteron yang ada di pasaran saat ini umumnya berupa supositoria yang akan dimasukkan ke dalam vagina maupun melalui anus.

Bentuk supositoria dipilih untuk mencegah rusaknya hormon progesteron akibat proses pencernaan. Dengan bentuk supositoria maka hormon akan langsung diserap melalui pembuluh darah di vagina maupun anus. Hormon progesteron akan masuk ke dalam darah dan bekerja di rahim tanpa proses yang panjang.

Memang pemberian hormon progesteron bukan memberikan jaminan 100% tidak akan terjadi keguguran. Keguguran tetap terjadi bila embrio yang tertanam di dalam rahim tidak bermutu. Namun upaya-upaya pencegahan tetap harus dikerjakan.

Demikian informasi saya mudahan ada manfaatnya untuk kasus yang ibu alami.

 

 

Konsultan Obstetri dan Ginekologi

RSU Manuaba

Hubungi Kami

Alamat : Jalan HOS. Cokroaminoto No. 28, Denpasar Utara, Bali 80116
Telepon:(0361) 426393