Waspadai Nyeri Haid Berkepanjangan Mungkin Endometriosis?

Diterbitkan 17-06-2016

 

Oleh : dr. I.B.G. Fajar Manuaba, Sp.OG, MARS

 

Pertanyaan

Saya mempunyai putri berumur 28 tahun sudah haid pertama kali pada usia 15 tahun. Pada awalnya anak saya tidak punya masalah haid dan haidnya teratur tiap bulannya. Namun dengan meningkat usia, haid anak saya semakin bermasalah setiap kali haid disertai nyeri hebat. Beberapa kali anak saya harus masuk UGD untuk diberikan penghilang rasa sakit, bahkan sampai diinfus segala. Saya jadi takut penyakit apa yang menimpa anak saya? Apakah kelak anak saya bisa punya keturunan? Mohon penjelasan dokter, terima kasih.

 

Ibu Ketut di Denpasar.

 

Jawaban

 

Saya ikut prihatin terhadap keluhan yang dialami oleh anak ibu. Dari usia anak ibu mulai haid masih dalam batas normal, pada usia 15 tahun. Kemudian terjadi nyeri haid dengan meningkatnya usia bahkan makin mengganggu. Justru ini kata kuncinya.

            Nyeri haid yang timbul sampai mengganggu aktivitas sehari-hari istilah kedokterannya adalah dismenorea. Salah satu penyebab dismenorea adalah endometriosis. Endometriosis difinisinya adanya pertumbuhan jaringan endometrium di luar rongga rahim. Pertumbuhan ini bisa terjadi karena pada saat wanita mengalami haid ternyata sebagian dari darah haid bukan turun dan keluar melalui vagina, tetapi berbalik keluar melalui saluran telur. Keluarnya darah haid melalui saluran telur terjadi pada 80 – 90% wanita kemudian darah haid ini tumpah ke dalam rongga perut. Darah yang tumpah di rongga perut ternyata 10% berkembang menjadi endometriosis kemungkinan ini yang terjadi pada anak ibu.

            Kata kunci pada kasus anak ibu adalah “semakin meningkat usia nyeri haid semakin mengganggu”. Proses tumpahnya darah haid pada anak ibu bisa terjadi berulang-ulang. Setelah tumpah ke dalam rongga perut darah haid ternyata mengandung jaringan endometrium yang hidup yang akhirnya berkembang di rongga perut yang selanjutnya disebut endometriosis. Lebih sialnya lagi jaringan endometriosis tidak tinggal diam tapi seperti beranak sehingga makin luas.

            Endometriosis yang berkembang di rongga perut menimbulkan reaksi peradangan dan akan makin meningkat pada saat jadwal haid. Dengan berjalannya waktu, stadium atau tingkat keparahannya makin meningkat sehingga makin meningkat usia anak ibu semakin sering mengalami dismenorea. Dismenorea sekarang dijadikan salah satu ciri adanya endometriosis. Pada penelitian saya di Makassar pada kasus endometriosis dari 70 kasus endometriosis ternyata 94% mengalami keluhan dismenorea. Penelitian di tempat lain mendapatkan 70% sampai dengan 95% wanita dengan dismenorea ternyata menderita endometriosis.

            Masalah endometriosis tidak cukup hanya nyeri haid. Akibat perlengketan yang terjadi di rongga perut mengakibatkan kerusakan organ reproduksi. Kerusakan organ reproduksi yang terjadi menyebabkan terjadinya kemandulan. Pada wanita yang mengalami nyeri haid dan kemandulan ternyata 80% sampai dengan 90% mengalami endometriosis.

            Khusus terhadap masalah yang dialami anak ibu sebaiknya dikonsultasikan segera ke dokter kandungan. Saya khawatir masalah yang dialami anak ibu adalah endometriosis. Endometriosis tidak menyebabkan kematian tapi dampaknya terhadap kualitas hidup wanita amat besar dan menghabiskan banyak biaya untuk menangani.

Hubungi Kami

Alamat : Jalan HOS. Cokroaminoto No. 28, Denpasar Utara, Bali 80116
Telepon:(0361) 426393